Elias Hj Idris













Image may contain: text 




No automatic alt text available. 

















Bukti scan kitab Nihayah al-Qaul al-Mufid fi Ilm at-Tajwid yang dipalsukan Wahhabi.
ulama anda yang lagi lagi memalsukan kitab sebagai mana pada scan kitab di bawah ini..
disamping Ini adalah kitab Nihayah al-Qaul al-Mufid fi Ilm at-Tajwid karya Syaikh Muhammad Makki Nashr al-Juraisi, Imam Masjid az-Zahid Kairo Mesir.

Buku ini ditahkik oleh Syaikh al-‘Allamah ad-Dhabba’ dan dicetak pada awal abad ke-14 Hijriah dengan versi cetakan lama.

Namun pada cetakan baru terbitan Maktabah ash-Shafa yang terletak di Darbu al-Atrak di samping Universiti Al-Azhar Kairo Mesir, dengan pentahkiknya Syaikh Thaha Abdur R’uf Sa’ad, buku itu mengalami perubahan teks asli.
Ucapan Syaikh Muhammad Makki Nashr al-Juraisi dipalsukan.

Diduga, pemalsuan ini dilakukan oleh pihak penerbit, yaitu Maktabah ash-Shafa, yang memang terlalu lancang menerbitkan buku-buku berfaham Salafi Wahabi di Mesir.
Di dalam buku yang dipalsukan itu, mereka sungkan untuk menulis dan mengakui—sesuai teks aslinya—bahwa Syaikh Muhammad Makki Nashr al-Juraisi adalah seorang sufi yang menempuh jalan tarekat (thariqah) Imam Sadzily, bahkan beliau menyelam dan basah kuyup di dalam tarekat sufinya itu.

Inilah scan teks dari buku Nihayah al-Qaul al-Mufid fi Ilm at-Tajwid versi asli sebelum dipalsukan (silakan cermati redaksi yang digaris merah dibawah): scan no : 2
Anda dapat membandingkan tulisan tersebut, antara versi yang telah diubah (palsu) dengan versi asli, khususnya yang tulisannya ditandai dengan garis.
Lebih jelasnya, penulis salinkan tulisan di versi asli tersebut sebagai berikut:

فيقول أسير الشهوات كثير الهفوات الرا خي من مولاه الفوز والنصر الفقير محمد مكي نصر الجريسيّ مولدا والشافعي مذهبا الشاذلي طريقة ومشربا. إن أولي ما شغل العبد به لسانه وعمر به قلبه وجنانه وأفضل مايقوسل به إلي نيل الغفران وأعظم مايتو صل به إلي دخول الجنان قراءة كتاب الله الجيد

“Telah berkata-orang yang digelari-sang Pemenjara Syahwat, sang Banyak Hikmah, sang Pengharap Pertolongan dan Kemenangan dari Tuhannya, yaitu al-Faqir Muhammad Makki Nashr yang dilahirkan di Jurais, bermazhab Syafi’i, bertarekat Syadzili dan menyelam di dalamnya:
“Sesungguhnya kesibukan seorang hamba yang paling utama dari lidah, hati dan pikirannya, dan tawasul yang paling afdal untuk memperoleh ampunan Allah, serta wasilah yang paling agung untuk masuk ke dalam surga-Nya adalah membaca Al-Qur’ an yang mulia…”
--------------------------------'
Scan no : 3
Sedangkan tulisan pada versi palsunya tertulis:

فيقول أسير الشهوات كثير الهفوات الرا خي من مولاه الفوز والنصر الفقير محمد مكي نصر الجريسيّ مولدا والشافعي مدهبا . إن أولي ما شغل العبد به لسانه وعمر به قلبه وجنانه وأفضل مايقوسل به إلي نيل الغفران وأعظم مايتو صل به إلي دخول الجنان قراءة كتاب الله الجيد

“Telah berkata-orang yang digelari-sang Pemenjara Syahwat, sang Banyak Hikmah, sang Pengharap Pertolongan dan Kemenangan dari Tuhannya, yaitu al-Faqir Muhammad Makki Nashr yang dilahirkan di Jurais, bermazhab Syafi’i, * * * ** kalimat di sini menghilang* * * * *:
“Sesungguhnya kesibukan seorang hamba yang paling utama dari lidah, hati, dan pikirannya, dan tawasul yang paling afdal untuk memperoleh ampunan Allah, serta sarana yang paling agung untuk masuk ke dalam surga- Nya adalah membaca Al-Qur’an yang mulia…”
---------------------------------
Dengan penghapusan dan pemalsuan tersebut, sepertinya Salafi Wahhabi merasa takut sekali jika umat Islam mengamalkan nilai-nilai ajaran tasawuf.

Padahal, nilai-nilai tasawuf itu pada hakikatnya dari Rasulullah Saw.

Pada masa Rasul, sebagaimana masyhur adanya, kata tasawuf sebagai istilah tentang ilmu tertentu belum muncul, namun hakikat dan spiritnya sudah ada dalam kehidupan sehari-hari beliau.
Demikian pula istilah fikih, ilmu kalam, dan lain-lain.
Sebaiknya, biarkan saja teks-teks tulisan ulama berada di buku itu seperti apa adanya, tidak perlu diubah, apalagi dipalsukan.

Sebab, tasawuf ada dalilnya dari ajaran Rasulullah Saw.,
dan karenanya perlu disampaikan, bukan ditutup-tutupi atau dihilangkan.

Biarkan saja umat yang menilai, mana yang baik dan mana yang buruk.
Rasulullah Saw telah menjamin bahwa umatnya tidak akan mudah tergelincir ke dalam jurang kemusyrikan, sebagaimana tersentuh pada sebuah hadis:

إنّي اُعطيت مفاتيح خزثڽ الأرض أومفاتيح الأرض وإنّي والله ما أخاف عليكم أن تشركوا بعدي ولكن أخاف عليكم أن تنافسوا فيها

“Sesungguhnya aku telah diberikan berbagai kunci gudang-gudang dunia—atau kunci-kunci dunia—dan sesungguhnya aku tidak takut (sama sekaii) kalian akan musyrik setelah wafatku. Namun, yang aku takutkan terhadap kalian adalah kalian saling memperebutkan dunia.”
(HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Baihaqi, Thabarani, Ibnu Hibban dan lainnya).
____________________________________________________________
apakah dengan memalsukan kitab termasuk ajaran yang haq?
bukalah mata hati anda renungkan dan muhasabah ,tanyakan pada hati nurani anda apakah ajaran anda benar benar haq atau serabut?

Wallahu'alam.¥@n.com.
0 Responses