Elias Hj Idris

Dialog Ulama Sufi yang Akan Membuat Anda Tercengang

sumber gambar: sufimuda.net
Seorang sufi besar, Dzun Nun al-Mishri Rahimahullah, selesai bermalam di rumah gurunya selama tujuh puluh hari. Sang guru ialah ulama besar yang wafat di tahun 186 Hijriyah, Imam Syuqran al-Qairawani. Imam Syuqran merupakan seorang ahli ibadah, orang zuhud yang sebenarnya, dan soleh.
Di akhir kunjungannya, Dzun Nun al-Mishri meminta nasihat dan pelajaran terakhir, sebelum melanjutkan perjalanan untuk berguru kepada ulama yang lain.
“Ketahuilah,” tutur Imam Syuqran, “orang yang zuhud terhadap dunia itu; makanannya apa yang ditemukan, tempat tinggalnya di mana saja berada, pakaiannya adalah semua yang menutup auratnya, tempat duduknya adalah khalwat (menyendiri bersama Allah Ta’ala), ucapannya adalah al-Qur’an, kawan akrabnya adalah Allah Ta’ala yang Mahaperkasa, teman satu perjalanannya adalah zikir kepada Allah Ta’ala, pendampingnya adalah hidup sederhana, kesukaannya adalah diam, tujuannya adalah rasa takut, kenderaannya ialah rindu, ambisinya adalah nasihat, pemikirannya adalah mengambil pelajaran, bantalnya adalah kesabaran, alas tidurnya adalah debu tanah, teman-temannya adalah orang yang sesuai antara perkataan dan perbuatannya, tutur katanya adalah hikmah, dalilnya adalah akal, sahabat sejatinya ialah kesabaran untuk tidak marah, nafkah untuknya ialah tawakkal, lauknya adalah lapar, dan penolongnya adalah Allah Ta’ala.”

Kelar mencerna semua nasihat sang guru, Imam Dzun Nun al-Mishri berhenti sejenak, memasukkan nasihat agung dari sang guru ke dalam hatinya, untuk dijadikan pegangan hidup setelah al-Qur’an dan as-Sunnah ash-shahihah.
Sebelum beredar, Imam Dzun Nun al-Mishri tak lupa bertanya tentang cara mencapai kesemua hal yang diwasiatkan oleh gurunya tersebut. “Semoga Allah Ta’ala merahmatimu, wahai Guruku. Lantas,” tanya Imam Dzun Nun al-Mishri kepada Imam Syuqran al-Qairawani, “...jalan apa yang harus ditempuh agar seorang hamba menggapai derajat tersebut?”

Jawab Imam Syuqran singkat namun dia merenung jauh... lama sekali, “Caranya,” lanjut sang Imam, “...dengan bermuhasabah diri dan senantiasa berdiskusi dengan dirimu sendiri.”
“Nah,” jelas Imam Syuqran, “...pelajaran untukmu cukup sampai di sini.”

Dalam nasihatnya yang lain, Imam Syuqran mengatakan, “Siapa yang bertawakkal, dia akan merasa kaya. Dan siapa yang meninggalkan tawakkal, dia akan kelelahan. Siapa bersyukur, dia akan dicukupi. Siapa yang redha, dia akan diselamatkan. Siapa yang terpukau saat melihat orang yang berlaku zalim, itu merupakan kegagalan, sedangkan meninggalkan mereka adalah menguntungkan.”
0 Responses