Elias Hj Idris


















Oleh: Amirul Mohd 


Tidak ada dari aspek mana pun yang tidak sesat daripada Syiah – baik dari segi aqidah, syariah, ataupun akhlak dan muamalah. Syiah adalah Yahudi yang menggunakan baju Islam. "Syi’ah adalah Yahudi dan Yahudi adalah Syi’ah”.

Syi'ah adalah produk Yahudi melalui tokoh munafik Abdullah bin Saba, seorang pendeta Yahudi yang berpura-pura masuk Islam untuk menghancurkan Islam dari dalam. Dia juga orang yang pertama menimbulkan isu kalau Ali yang lebih berhak menjadi khalifah setelah Rasulullah wafat, malah dia juga yang pertama kali mencela sahabat Rasulullah saw menjadikan Syiah dan Yahudi memiliki banyak persamaan.

Di antaranya:

1. Yahudi telah mengubah-ubah Taurat, begitu pula Syi’ah mereka punya Al-Qur’an hasil kerajinan tangan mereka yakni “Mushaf Fathimah” yang tebalnya 3 kali Al-Qur’an bagi kaum muslimin. Mereka menganggap ayat Al-Qur’an yang diturunkan berjumlah 17.000 ayat, dan menuduh para sahabat telah menghapuskan lebih daripada sepuluh ribu ayat.

2. Yahudi menuduh Maryam yang suci itu  berzina [QS. Maryam: 28], Syi’ah melakukan hal yang sama terhadap isteri Rasulullah saw, iaitu ‘Aisyah Radhiallahu ‘anha sebagaimana yang diungkapkan Al-Qummi (pembesar Syi’ah) dalam “Tafsir Al-Qummi (II 34)”

3. Yahudi mengatakan, “Kami tidak akan disentuh oleh api neraka melainkan hanya beberapa hari saja”. [QS. Al-Baqarah: 80]. Syi’ah dengan lebih dahsyat lagi mengatakan, “Api neraka telah diharamkan membakar setiap orang Syi’ah” sebagaimana tercantum dalam kitab mereka yang dianggap suci “Fashl Kitab (hal.157)”

4. Yahudi meyakini, Allah saw mengetahui sesuatu setelah terjadinya sesuatu itu pada hal Allah swt tadinya tidak tahu, begitu juga dengan Syiah. Orang-orang Syiah menyebutnya sebagai akidah al-bada’. Abu Abdillah berkata, “Seseorang belum dianggap beribadah kepada Allah sedikit pun, hingga ia mengakui adanya sifat bada’ bagi Allah.” (Ushulul Kafi fi Kitabit Tauhid: 1/331).
Bayangkan, mereka menisbahkan kebodohan kepada Allah yang telah berfirman :
“Katakanlah, “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Allah.” (QS. An-Naml: 65)

Sementara di sisi lain, mereka berkeyakinan bahawa para imam mereka mengetahui segala ilmu pengetahuan dan tidak ada sedikit pun yang samar baginya. Al-Kulaini, seorang ulama paling dipercayai di kalangan Syiah berkata di dalam bukunya, “Bab bahawa para imam mengetahui ilmu yang telah dan akan terjadi, dan tidak ada sesuatu apa pun yang tersembunyi bagi mereka.” (Al Kafi: 1/261).

5. Yahudi beranggapan bahwa ucapan “amin” dalam solat adalah membatalkan solat. Syi’ah juga beranggapan yang sama.

6. Yahudi berkata, “Allah mewajibkan kita lima puluh solat” Begitu pula dengan Syi’ah.

7. Yahudi keluar daripada solat tanpa salam, cukup dengan mengangkat tangan dan memukulkan pada lutut. Syi’ah juga mengamalkan hal yang sama.

8. Yahudi miring sedikit dari kiblat, begitu pula dengan Syi’ah.

9. Yahudi berkata, “Tidak layak (tidak sah) kerajaan itu melainkan di
tangan keluarga Daud”.
Syi’ah berkata,”Tidak layak Imamah itu melainkan pada ‘Ali dan keturunanannya”

10. Yahudi mengakhirkan solat hingga bertaburnya bintang-bintang di langit. Syi’ah juga mengakhirkan solat sebagaimana Yahudi.

11. Yahudi mengkultuskan Ahbar (ulama) dan Ruhban (para pendeta) mereka sampai tingkat ibadah dan menuhankan.Syi’ah begitu pula, bersifat Ghuluw (melampaui batas) dalam mencintai para imam mereka dan mengkultuskannya hingga di atas kelas manusia.

12. Yahudi mengatakan Ilyas dan Finhas bin ‘Azar bin Harun akan kembali (reinkarnasi) setelah mereka bedua meninggal dunia. Syi’ah lebih seru, mereka menyuarakan kembalinya (reinkarnasinya) ‘Ali, Al-Hasan, Al-Husain, dan Musa bin Ja’far yang dikhayalkan itu.

13. Yahudi tidak solat melainkan sendiri-sendiri, Syi’ah juga beranggapan yang sama, disebabkan mereka meyakini bahawa tidak ada solat berjama’ah sebelum datangnya “Pemimpin kedua belas”, iaitu Imam Mahdi.

14. Yahudi tidak melakukan sujud sebelum menundukkan kepalanya berkali-kali, mirip ruku'. Syi’ah Rafidhah juga demikian.

15. Yahudi menghalalkan darah setiap muslim. Demikian pula Syi’ah, mereka menghalalkan darah Ahlus-Sunnah.

16. Yahudi mengharamkan makan kelinci serta limpa dan jenis ikan yang disebut jariudan marmahi. Begitu pula orang-orang Syi’ah.

17. Yahudi tidak menghitung talak sedikitpun melainkan pada setiap haid. Begitu pula Syi’ah.

18. Yahudi dalam syari’at Ya’qub membolehkan nikah dengan dua orang wanita yang bersaudara sekaligus. Syi’ah juga membolehkan penggabungan (dalam akad nikah) di antara seorang wanita dengan bibinya.

19. Yahudi tidak menggali liang lahad untuk jenazah mereka. Syi’ah Rafidhah juga demikian.

20. Yahudi memasukkan tanah basah bersama-sama jenazah mereka dalam kain kafannya demikian juga Syi’ah Rafidhah.

21. Yahudi tidak menetapkan adanya jihad hingga Allah swt mengutus dajjal. Syi’ah Rafidhah mengatakan,”Tidak ada jihad hingga Allah mengutus Imam Mahdi datang".

22. Yahudi menghalalkan harta kaum muslimin semuanya. Syi’ah juga demikian.

23. Orang-orang Yahudi membenci Jibril. Mereka mengatakan bahawa Jibril adalah mereka dari kalangan malaikat. Adapun Syiah berkata, Jibril telah keliru dalam menyampaikan wahyu kepada Rasulullah saw. Mereka juga berkata, “Sesungguhnya Jibril ‘alaihis salam telah berkhianat ketika menyampaikan wahyu kepada Muhammad saw, padahal sepantasnya dan yang lebih berhak adalah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.”
 
Inilah Syiah, bagaimana bisa mereka menuduh Jibril ‘alaihis salam berkhianat, padahal Allah Azza wa Jalla telah menyifatinya dengan al amin (yang dapat dipercaya) dalam firman-Nya,
“Yang dibawa turun oleh ar-Ruh al Amin (Jibril).” (QS. As-Syu’ara: 193)

24. Yahudi sangat keras memusuhi kaum muslimin, firman Allah Azza wa Jalla, ertinya:
“Pasti kamu akan dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (QS. Al Maidah: 82)

Demikian pula dengan orang-orang Syiah, yang sangat memusuhi Ahlus Sunnah wal Jamaah, bahkan menganggap mereka sebagai najis.

25. Yahudi dan Syiah, keduanya tidak bersifat adil dalam memberikan kecintaan dan kebencian. Di satu sisi, Yahudi bersifat ghuluw terhadap sebahagian nabi dan orang-orang soleh mereka. Mereka menempatkannya sebagai sembahan yang diagungkan. Seperti perkataan mereka yang dikutip dalam al Qur’an, “’Uzair anak Allah.” (Qs. At-Taubah: 30). Namun di sisi lain, mereka mencela sebahagian nabi dan menuduh mereka sebagai penjahat.

Demikian pula dengan Syiah, kita dapat melihat mereka berlebih-lebihan mengagungkan Ali r.a dan sebahagian keturunan beliau, bahkan menempatkan mereka sebagai sembahan dan berkeyakinan bahawa Allah Azza wa Jalla bersatu dalam zat mereka. Namun di sisi lain, mereka mencela sahabat dan kaum muslimin. Menuduh mereka munafik dan kafir.

Meskipun banyak memiliki persamaan, Yahudi dan Nasrani telah selangkah lebih maju daripada Syiah dalam hal etika. Ketika orang-orang Yahudi ditanya, “Siapa penganut terbaik agama kalian?” Mereka menjawab, “Sahabat-sahabat Musa.” Orang-orang Nasrani pun ditanya dengan pertanyaan yang sama di mana jawaban mereka, “Para penolong ‘Isa.” Dan ketika orang-orang Syiah ditanya, “Siapa pengikut paling durhaka dari agama kalian?” Mereka menjawab, “Sahabat-sahabat Muhammad.”

26. Kaum Yahudi juga meletakkan batu di depan mereka di waktu mereka melaksanakan ritualnya, sama seperti kaum Syiah.

27. Kaum Yahudi mencaci maki isteri Nabi Musa ‘alaihi salam, Syiah juga mencaci maki isteri Nabi Muhammad saw Ummul mukminin ‘Aisyah radhiyallah ‘anha.”

28. Kaum Yahudi menggabungkan “solat” (ritual) nya, maka Syiah pun menggabungkan “solat”nya.

29. Syiah imamiyah menetapkan 12 imam mereka untuk menyerupai jumlah pemimpin dari kalangan Bani Israil, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al Maidah: 12.

30. Orang yahudi membahagi manusia menjadi dua, Yahudi dan umamiyyun .Umamiyyun ertinya orang-orang yang bukan Yahudi. Orang yang beriman hanyalah Yahudi saja, sedangkan umamiyyun adalah orang-orang kafir. Sama halnya dengan orang-orang Syiah yang meyakini bahawa hanya merekalah kaum mukminin, sedang kaum muslimin yang lain adalah murtad dan tidak mendapatkan bahagian Islam sedikitpun. Syiah mengkafirkan kaum muslimin kerana dianggap belum menjalankan ajaran al-Wilayah yang mereka yakini kerana ajaran ini termasuk dalam salah satu rukun Islam mereka. Maka yang belum menjalankan ajaran al-Wilayah mereka nyatakan sebagai kafir, sama halnya seperti orang yang belum mengucapkan dua kalimat syahadat atau meninggalkan solat.

Al-Barqi dari Abu Abdillah alaihissalam,dia berkata: ”Tidaklah seorangpun berada diatas agama Nabi Ibrahim kecuali kita dan pengikut kita (rafidhah),sedang manusia yang lain adalah lepas darinya. Dan dalam kitab tafsir al-Qummi yang diriwayatkan daripada Abu Abdillah alahissalam bahawa dia berkata: “Tidaklah berada di atas agama Islam orang yang bukan golongan kita dan bukan golongan mereka (syiah yang lain) sampai hari kiamat".

31. Orang-orang Yahudi memberikan kepemimpinan kepada anak keturunan Nabi Harun ‘alaihis salam, bukan keturunan Nabi Musa ‘alahis salam. Demikian pula orang-orang Syiah, mereka memberikan kepemimpinan kepada keturunan Al-Husein radhiyallahu ‘anhu, bukan Al-Hasan radhiyallahu ‘anhu.

Dalam riwayat orang-orang Syiah disebutkan, dari Hisyam bin Salim, dia berkata, “Aku berkata kepada Ash-Shadiq Ja’far bin Muhammad —‘alaihimas salam, manakah yang lebih utama Al Hasan atau Al Husein?” Maka dia berkata, “Al Hasan lebih utama dari Husein.” Aku berkata, “Lalu bagaimana bisa imamah setelah Al Husein ditampuk keturunan Al Husein, bukan keturunan Al Hasan?” Maka Ja’far berkata, “Sesungguhnya Allah —Tabaraka wa Ta’ala— menyukai jika sunnah Musa dan Harun berlaku kepada Al Hasan dan Al Husein —‘alaihimas salam. Apakah engkau tidak melihat bahwasanya Musa dan Harun itu keduanya adalah nabi?

Demikian pula Al Hasan dan Al Husein, keduanya adalah imam. Tapi, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan nubuwwah bagi keturunan Harun, bukan Musa, walaupun Musa lebih afdhal dari Harun —‘alaihimas salam.”

32. Kaum Yahudi hanya menikmati tubuh-tubuh isteri mereka untuk sementara, sama dengan Syiah dengan kawin mut’ahnya, bersifat sementara, yang hakikatnya adalah perzinahan.

33. Kaum Yahudi berpendapat berbohong itu dihalalkan, sedang Syiah dengan taqiyahnya juga menghalalkan dusta, bahkan bohong itu bisa jadi akidah yang mendapatkan pahala bagi yang melakukannya. Terutama berbohong untuk tidak mengaku diri sebagai Syiah, supaya umat percaya dulu sama mereka.

Meskipun ada banyak memiliki persamaan, syi'ah lebih buruk daripada Yahudi dan Nasrani dalam hal etika.

'Aaamir bin Syarahbil As-Sya'bi rahimahullah (salah seorang imam dari para tabi'in yang bertemu dengan sekitar 500 sahabat, dan beliau wafat tahun 103 H) berkata:
وَفَضُلَتِ الْيَهُوْدُ وَالنَّصَارَى عَلَى الرَّافِضَةِ بِخَصْلَتَيْنِ : سُئِلَتِ الْيَهُوْدُ مَنْ خَيْرُ أَهْلِ مِلَّتِكُمْ ؟ قَالُوا : أَصْحَابُ مَوْسَى،وَسُئِلَتِ الرَّافِضَةُ : مَنْ شَرُّ أَهْلِ مِلَّتِكُمْ ؟ قَالُوْا : أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ، وَسُئِلَتِ النَّصَارَى : مَنْ خَيْرُ أَهْلِ مِلَّتِكُمْ ؟ قَالُوْا : حَوَارِيُّ عِيسَى، وَسُئِلَتِ الرَّافِضَةُ : مَنْ شَرُّ أَهْلِ مِلَّتِكُمْ ؟ قَالُوْا : حَوَارِيُّ مُحَمَّدٍ، أُمِرُوا بِالاِسْتِغْفَارِ لَهُمْ فَسَبُّوْهُمْ
"Kaum Yahudi dan Nashoro lebih baik dari pada kaum syi'ah dari dua sisi. (*Pertama ) : Kaum yahudi ditanya, "Siapakah umat kalian yang terbaik?", mereka menjawab, "Para sahabat Musa". Dan kaum Rofidhoh ditanya, "Siapakah kaum terburuk dari umat kalian?", mereka menjawab, "Para sahabat Muhammad". Dan kaum Nashooro ditanya, "Siapakah umat kalian yang terbaik?", mereka menjawab, "Para pengikut setia 'Isa", dan kaum Rofidhoh ditanya, "Siapakah dari umat kalian yang terburuk?", mereka menjawab, "Para pengikut (sahabat) setia Muhammad".(*Kedua ) ; Mereka (kaum Rofidhoh) diperintahkan untuk memohonkan ampun bagi para sahabat malah mereka mencela para sahabat" (*berbeza dengan kaum Yahudi dan Nasrani yang memuji dan mendoakan para sahabat Musa a.s dan sahabat Isa-pent) (Syarah Ushuul I'tiqood Ahlis Sunnah wal Jamaa'ah, karya Al-Laalikaai hal 1462-1463, dinukil juga oleh Al-Qurthubi dalam tafsirnya pada tafsir surat Al-Hasyr ayat 10)

Asy-Sya'bi mengisyaratkan firman Allah :
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ (١٠)
"Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: "Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang" (QS Al-Hasyr : 10).

Ini adalah setetes air daripada seluasnya samudera tentang kemiripan mereka dengan Yahudi kerana sesungguhnya Syi’ah merupakan aqidah campuran daripada Yahudi, Nasrani, Persi (Majusi), Romawi dan Hindu. Mereka adukkan unsur-unsur itu bagaikan adunan lalu dituangkan dalam satu cetakan kemudian diletakkan dalam suatu bentuk kemasan dan disajikan dengan nama “Syi’ah”. Maka jelaslah sudah, sebagaimana jelasnya matahari yang tidak diselimuti awan bahawa “Syi’ah adalah Yahudi dan Yahudi adalah Syi’ah”. Akan lebih jelas lagi bagi kita tentang apa dan bagimana Syi’ah dalam andilnya menghancurkan Islam serta membuka jalan bagi musuh-musuh Islam.


‘Berkah’ Kotoran Ulama Syiah


Bagi Syiah, ini adalah hal yang biasa. Bagi mereka kotoran para imam bukan sesuatu yang menjijikkan, tapi adalah sumber keberkatan. Bagi penganut Syiah, kotoran para imam menyebabkan mereka masuk syurga.

Berikut keterangan dalam kitab Syiah, Anwarul Wilayat karya Ayatolah Mulla Zaenal Abidin Al-Kalba Yakani,
“Kotoran dan air kencing para imam bukan sesuatu yang menjijikkan dan tidak berbau busuk, bahkan keduanya bagaikan misik yang semerbak. Barang siapa yang meminum kencing, darah dan memakan kotoran mereka maka haram masuk neraka dan wajib masuk syurga.” (Anwarul Wilayat, halaman 440, th. 1419 H.)

Kentut Imam Bagaikan Bau Misik
Abu Jafar berkata: “Ciri-ciri Imam ada 10: Dilahirkan sudah dalam keadaan berkhitan. Begitu menginjakkan kaki di bumi ia mengumandangkan dua kalimat syahadat. Tidak pernah junub. Matanya tidur hatinya terbangun. Tidak pernah menguap. Melihat apa yang di belakangnya seperti melihat apa yang di depannya. Bau kentut dan kotorannya bagaikan misik….”
(Al-Kaafi 1/319, Kitabul Hujjah Bab” Maulidul Aimmah).

Kalimat: ‘Mari satukan Sunni dan syiah’, hanya diucapkan oleh mereka yang tidak ngerti syiah.
http://telegram.me/info_anti_syiah
1 Response
  1. Anonymous Says:

    ..SYIAH / YAHUDI vs SUNNI / NASRANI..

    Kalo Syiah dibilangkan bayangan Yahudi..
    Ha3... Sunni itu pula bayangannya Nasrani...
    Kalo Syiah / Yahudi kencing mereka berdiri..
    He3... Sunni / Nasrani kencing sambil berlari....