Elias Hj Idris
Anda pernah dengarkan yang kita mempunyai kembar ghaib/Qorin.
Berikut adalah cara untuk melihat Qorin :

Ada 8 langkah:

1. Cabut 7 helai rambut kepala.

2. Ambil 7 potongan kuku tangan atau kaki.

3. Letakkan semua di atas sehelai kain putih (apa saja, yang penting putih).

4. Gulung kain putih yang ada isinya tadi.

5. Ambil limau nipis, satu saja, perah airnya hingga habis.

6. Air perahan tadi anda titiskan pada gulungan kain putih.

7. Gulungan kain tadi anda letakkan di taman atau halaman rumah, atau di mana saja yang penting dekat pagar rumah, kalau boleh jangan bagi orang lain tahu, tak perlu ditanam letak saja di antara tumbuhan.

8. Tunggu 7 hari, sehingga Qorin anda datang, hingga malam kelapan, dia boleh muncul di mana saja, cuma munculnya sepintas, biasanya kembaran itu meniru apa yang sudah pernah kita kerjakan atau yang akan kita kerjakan, dia tak boleh dilihat orang lain, cuma kita sendiri.

p/s : Jangan takut! Dia pun makhluk Allah! Imej di belakang tu adalah 'kembar' kita - Qorin.

Read more: http://www.xlupa.com/2013/01/cara-nak-melihat-kembar-ghaib-kita-qarin.html#ixzz2IRGnfmXh

Elias Hj Idris
Semua orang tahu bahawa kalau meninggalkan solat adalah dosa besar malahan lebih hina daripada khinzir. Betapa hinanya kita kalau meninggalkan solat seperti yang dikisahkan pada zaman Nabi Musa as. Begini kisahnya, pada zaman Nabi Musa, ada seorang lelaki yang sudah berumahtangga, dia tiada zuriat, lalu terdetik dalam hati dia (nazar), “Kalau aku dapat anak, aku akan minum air kencing anjing hitam.” Nak dijadikan cerita, Allah swt pun kurniakan isteri si lelaki itupun hamil dan melahirkan anak. Apabila sudah dapat anak, lelaki itupun runsing.

Dia sudah nazar nak kena minum air kencing anjing hitam. Syariat pada zaman Nabi Musa a.s. berbeza dengan syariat yang turun untuk umat Nabi Muhammad saw. Kalau umat Nabi Muhammad, nazar benda yang haram, maka tak payah dibuat, tapi cuma kena denda (dam) atau sedekah.

Kalau di zaman Nabi Musa a.s, barang siapa yang bernazar, walaupun haram tetap kena laksanakan nazar itu.

Lalu, si lelaki yang baru mendapat anak, dengan susah hatinya pergilah bertemu dengan Nabi Allah Musa a.s dan menceritakan segala yang terjadi ke atas dirinya. Lalu, Nabi Musa a.s menjawab bahawa lelaki itu tidak perlu minum air kencing anjing hitam, tetapi akan minum air yang lebih hina dari air kencing anjing hitam. Nabi Musa a.s perintahkan lelaki tersebut pergi menadah air yang jatuh dari bumbung rumah orang yang meninggalkan solat dan minum air itu. Lelaki itu pun senang hati, menjalankan apa yang diperintahkan oleh Nabi Musa a.s.

Lihatlah, betapa hinanya orang yang meninggalkan solat, sampai dikatakan air yang jatuh dari bumbung rumahnya, lebih hina daripada air kencing anjing hitam! Itu baru air bumbung rumah, belum air tangannya lagi! Menyentuh bab air tangan, selalu kita suka makan masakan ibu; isteri kita. Jadi, kepada muslimat sekalian, peliharalah solat kerana kalau meninggalkan solat (kalau tidak uzur sekalipun), air tangan akan menitik ke dalam basuhan makanan, nasi, dsb.

Anak-anak, suami pula yang akan makan makanan yang dimasak. Takkan nak biarkan suami dan anak-anak gelap hati minum air tangan orang tinggalkan solat. Tak gamak kan? Tetapi lain pula halnya dengan kita. Pagi petang, mamak! Teh tarik satu, roti canai satu. Ada pulak segelintir tukang masak yang tak solat. Kita pun makan bekas air tangan dia. Gelaplah hati kita, sebab tu liat nak buat kerja-kerja yang baik. Beware apa yang kita makan. Betapa beratnya amalan solat itu hatta Allah syariatkan solat kepada Nabi Muhammad melalui Isra’ Mikraj sedangkan kewajipan-kewajipan lain memadai diutus melalui Jibril as sahaja.

Ketika saat Rasulullah nazak, sempat baginda berpesan kepada Saidina Ali (dan untuk umat Islam), “As-solah as Solah wa amalakat aimanukum”. Maknanya, “Solat, solat jangan sekali kamu abaikan dan peliharalah orang-orang yang lemah di bawah tanggunganmu” Jadi, sama-samalah kita pelihara solat dari segi zahir; batinnya kerana amalan solatlah amalan yang mula-mula akan ditimbang di neraca Mizan kelak. Hidup bukan untuk makan, tetapi makan untuk hidup. Jika makan dengan niat ibadah akan mendapat pahala. – Wallahu a’lam.

_________________

NuffnangX best 4 blogger!!
Elias Hj Idris
Sekadar Untuk Makluman; drp Nur Muhammad inilah punca segala kejadian di alam ini.


Penciptaan Nur Muhammad

Pada suatu hari Sayidina Ali, karamallahu wajhahu, menantu Nabi Suci SAW bertanya,

"Wahai (Nabi) Muhammad, kedua orang tuaku akan menjadi jaminanku, mohon katakan padaku apa yang diciptakan Allah Ta’ala sebelum semua makhluk ciptaan?"

Beliau menjawab: "Sesungguhnya, sebelum Rabbmu menciptakan lainnya, Dia menciptakan dari Nur-Nya nur Nabimu."

Di Hadist yang lain, yang diriwayatkan dari Abdurrazaq ra yang diterimanya dari Jabir ra, bahwa Jabir pernah bertanya kepada Rasulullah saw, "Ya Rasulullah, beritahukanlah kepadaku, apakah yang mula-mula sekali Allah jadikan?".

Rasulullah saw menjawab : "Sesungguhnya Allah ciptakan sebelum adanya sesuatu adalah nur Nabimu dari Nur-Nya."

Nur Muhammad itu sudah ada sebelum adanya segala sesuatu di alam ini. Nur Muhammad dianugerahi tujuh lautan: Laut Ilmu, Laut Latif, Laut Pikir, Laut Sabar, Laut Akal, Laut Rahman, dan Laut Cahaya.

Dia kemudian membagi Nur ini menjadi empat bahagian; dari bahagian pertama Dia menciptakan Pena. Dari bahagian kedua lawhal-mahfudz, dari bahagian ketiga, ‘Arsy'.

Kini telah diketahui bahwa ketika Allah swt menciptakan lawhal-mahfudz dan Pena. Pada pena itu terdapat seratus simpul, jarak antara kedua simpul adalah sejauh dua tahun perjalanan. Allah swt kemudian memerintahkan Pena untuk menulis, dan Pena bertanya, "Ya Allah, apa yang harus saya tulis?"

Allah berfirman, “Tulislah : la ilaha illallah,Muhammadan Rasulullah”.

Atas itu Pena berseru, "Oh, betapa sebuah nama yang indah, agung Muhammad itu bahwa dia disebut bersama Asma Mu yang Suci, ya Allah".

Allah kemudian berfirman, "Wahai Pena, jagalah kelakuanmu! Nama ini adalah nama Kekasih-Ku, dari Nurnya Aku menciptakan ‘Arsy dan Pena dan lawhal-mahfudz; kamu, juga diciptakan dari Nurnya. Jika bukan kerana dia, Aku tidak akan menciptakan apapun”.

Ketika Allah SWT telah mengatakan kalimat tersebut, Pena itu terbelah dua kerana takutnya kepada Allah, dan tempat dari mana kata-katanya tadi keluar menjadi tertutup/terhalang, sehingga sampai ke hari ini ujungnya tetap terbelah dua dan tersumbat, sehingga ia tidak menulis, sebagai tanda dari rahasia Ilahiah yang agung.

Kemudian Allah memerintahkan Pena untuk menulis "Apa yang harus saya tulis, Ya Allah?" bertanya Pena. Kemudian Rabb al Alamin berkata, "Tulislah semua yang akan terjadi sampai Hari Pengadilan!”.

Berkata Pena, "Ya Allah, apa yang harus saya mulai?". Berfirman Allah, "Kamu harus memulai dengan kata-kata ini: Bismillah al-Rahman al-Rahim."

Dengan rasa hormat dan takut yang sempurna, kemudian Pena bersiap untuk menulis kata-kata itu pada Kitab (lawh al-mahfudz), dan dia menyelesaikan tulisan itu dalam 700 tahun.

Ketika Pena telah menulis kata-kata itu, Allah SWT berfirman "Telah memakan 700 tahun untuk kamu menulis tiga Nama-Ku; Nama Keagungan-Ku, Kasih Sayang-Ku dan Empati-Ku. Tiga kata-kata yang penuh barakah ini saya buat sebagai sebuah hadiah bagi ummat Kekasih-Ku Muhammad. Dengan Keagungan-Ku, Aku berjanji bahwa bilamana abdi manapun dari ummat ini menyebutkan kata Bismillah dengan niat yang murni, Aku akan menulis 700 tahun pahala yang tak terhitung untuk abdi tadi, dan 700 tahun dosa akan Aku hapuskan.”

“Sekarang (selanjutnya), bahagian keempat dari Nur itu Aku bagi lagi menjadi empat bahagian: Dari bahagian pertama Aku ciptakan Malaikat Penyangga Singgasana (hamalat al-’Arsy); Dari bahagian kedua Aku telah ciptakan Kursi, majlis Ilahiah (Langit atas yang menyangga Singgasana Ilahiah, ‘Arsy); Dari bahagian ketiga Aku ciptakan seluruh malaikat (makhluk) langit lainnya.”

“Kemudian bahagian keempat Aku bagi lagi menjadi empat bagian: dari bagian pertama Aku membuat semua langit, dari bagian Kedua Aku membuat bumi-bumi, dari bagian ketiga Aku membuat jinn dan api.”

“Bahagian keempat Aku bagi lagi menjadi empat bagian : dari bagian pertama Aku membuat cahaya yang menyoroti muka kaum beriman; dari bagian kedua Aku membuat cahaya di dalam jantung mereka, merendamnya dengan ilmu ilahiah; dari bagian ketiga cahaya bagi lidah mereka yang adalah cahaya Tawhid (Hu Allahu Ahad), dan dari bagian keempat Aku membuat berbagai cahaya dari ruh Muhammad SAW”.

Ruh yang cantik ini diciptakan 360,000 tahun sebelum penciptaan dunia ini, dan itu dibentuk sangat (paling) cantik dan dibuat dari bahan yang tak terbandingkan. Kepalanya dibuat dari petunjuk, lehernya dibuat dari kerendahan hati. Matanya dari kesederhanaan dan kejujuran, dahinya dari kedekatan (kepada Allah). Mulutnya dari kesabaran, lidahnya dari kesungguhan, pipinya dari cinta dan kehati-hatian, perutnya dari tirakat terhadap makanan dan hal-hal keduniaan, kaki dan lututnya dari mengikuti jalan lurus dan jantungnya yang mulia dipenuhi dengan rahman.

Ruh yang penuh kemuliaan ini diajari dengan rahmat dan dilengkapi dengan adab semua kekuatan yang indah. Kepadanya diberikan risalahnya dan kualiti kenabiannya dipasang. Kemudian Mahkota Kedekatan Ilahiah dipasangkan pada kepalanya yang penuh barokah, masyhur dan tinggi di atas semua lainnya, dihiasi dengan Redha Ilahiah dan diberi nama Habibullah (Kekasih Allah) yang murni dan suci.

Kemudian Allah SWT menciptakan sebuah pohon yang dinamakan Syajaratul Yaqin. Tangkainya berjumlah empat. Kemudian diletakkanlah Nur Muhammad pada pohon tersebut. Namun, kehadiran Nur Muhammad, itu membuat pohon bergetar hebat hingga berubah menjadi permata putih. Sedangkan Nur Muhammad memuji bertasbih ke hadirat Allah Ta’ala 70,000 tahun lamanya. Pada permata tersebut, Nur Muhammad mencuba untuk bercermin. Wajahnya begitu indah dilihat. Bentuknya seperti burung merak, dan pakaiannya demikian indah. Dihiasi dengan berbagai perhiasan. Kemudian dia melakukan sujud lima kali.

Allah SWT melihatnya, membuatkan Nur tersebut merasa malu dan takut. Lalu keluar keringat dari kepalanya. Dari keringat tersebut Allah SWT menciptakan nyawa malaikat. Dari keringat wajahnya, diciptakanlah nyawa ‘Arsy, matahari, bulan, bintang, dan apa-apa yang ada di langit. Keringat dadanya menjadi bahan untuk menciptakan nyawa para rasul, nabi, wali, ulama, dan orang orang yang soleh. Adapun keringat yang muncul dari keningnya, diciptakanlah nyawa orang-orang mukmin dari kalangan umat Nabi Muhammad saw. Dari keringat kedua telinganya, diciptakan oleh Allah SWT nyawa orang-orang Yahudi, Nasrani, dan orang-orang kafir, dan sesat. Sedangkan keringat kakinya di antaranya yang menjadi isi bumi.

Pada waktu selanjutnya Allah SWT menciptakan lentera akik yang merah yang cahayanya menembus ke dalam dan keluar. Lalu Nur Muhammad dimasukkan ke dalam lentera tersebut. Berada di dalamnya dalam posisi berdiri. Sementara nyawa-nyawa yang sudah tercipta berada di luar. Seluruhnya membaca "Subhanallaahi wal hamdulillaahi wa laa ilaaha illallaahu wallahu akbar". 1,000 tahun lamanya nyawa-nyawa itu diperintahkan Allah SWT untuk melihat ke diri Nur Muhammad.

Nyawa yang berhasil melihat kepala Nur Muhammad, maka ia akan ditakdirkan menjadi pemimpin/penguasa. Siapa yang melihat ubun-ubunnya, itulah mereka yang akan menjadi guru/pendidik yang jujur. Siapa yang melihat matanya, ia akan menjadi hafidz (penghapal Al Quran).

Mereka yang memandang telinganya akan menjadi mereka yang menerima peringatan dan nasihat. Adapun yang bisa melihat hidungngya, mereka itu akan menjadi ahli bicara atau doktor. Sedangkan mereka nyawa-nyawa yang berhasil melihat bibir Nur Muhammad, ia akan ditakdirkan menjadi seorang menteri. Nyawa yang melihat bahagian giginya maka wajahnya kelak akan cantik rupawan, mana yang bisa melihat lidahnya, akan jadilah utusan/duta raja-raja. Apabila yang dilihat lehernya, ditakdirkanlah menjadi orang berdagang dan usahawan.

Apabila tengkuk yang bisa dilihatnya, akan jadilah seorang tentera. Mereka yang berhasil melihat kedua lengan tangannya, maka akan jadi perwira. Jika siku kanannya yang dilihat, Allah SWT akan menjadikan dirinya berkehidupan dalam dunia tekstil, sedangkan kalau siku kirinya, ia akan menjadi orang yang pernah membunuh. Serta, jika dadanya yang berhasil dilihat, maka ia akan menjadi ulama yang disegani. Bila bahagian belakang, ia akan ditakdirkan menjadi para ahli sosial kemasyarakatan. Dan jika hanya bayangannya yang berjaya dilihat, maka ia akan menjadi orang yang berkecimpung dalam bidang seni.

Barang siapa melihat tenggorokannya yang penuh barokah akan menjadi khatib dan mu’adzin (yang mengumandangkan azan). Barang siapa memandang janggutnya akan menjadi pejuang di jalan Allah. Barang siapa memandang lengan atasnya akan menjadi seorang pemanah atau pengemudi kapal laut. Siapa yang melihat tangan kanannya akan menjadi seorang pemimpin, dan siapa yang melihat tangan kirinya akan menjadi seorang pembahagi (yang menguasai timbangan dan mengukur suatu kebutuhan hidup).

Siapa yang melihat tapak tangannya menjadi seorang yang gemar memberi; siapa yang melihat belakang tangannya akan menjadi kolektor. Siapa yang melihat bahagian dalam dari tangan kanannya menjadi seorang pelukis; siapa yang melihat ujung jari tangan kanannya akan menjadi seorang calligrapher, dan siapa yang melihat ujung jari tangan kirinya akan menjadi seorang yang pandai bertukang besi. Siapa yang melihat dadanya yang penuh barokah akan menjadi seorang terpelajar meninggalkan keduniaan (ascetic) dan berilmu.

Siapa yang melihat punggungnya akan menjadi seorang yang rendah hati dan patuh pada hukum syari’at. Siapa yang melihat sisi badannya yang penuh barokah akan menjadi seorang pejuang. Siapa yang melihat perutnya akan menjadi orang yang puas, dan siapa yang melihat lutut kanannya akan menjadi mereka yang melaksanakan ruku' dan sujud. Siapa yang melihat kakinya yang penuh barokah akan menjadi seorang pemburu, dan siapa yang melihat tapak kakinya menjadi mereka yang suka bepergian. Siapa yang melihat bayangannya akan mejadi penyanyi dan pemain saz (lute).

Semua yang memandang, tetapi tidak melihat apa-apa akan menjadi kaum tak beriman, pemuja api dan pemuja patung. Mereka yang tidak memandang sama sekali akan menjadi mereka yang akan menyatakan bahawa dirinya adalah tuhan, seperti Namrud, Firaun, dan sejenis dengannya.

Kini semua ruh itu diatur dalam empat baris. Di baris pertama berdiri ruh para nabi dan rasul, a.s, di baris kedua ditempatkan ruh orang suci, para sahabat, di baris ketiga berdiri ruh kaum beriman, laki-laki dan perempuan. Di baris ke empat berdiri ruh kaum tak beriman.

Semua ruh ini tetap berada dalam dunia ruh di hadhirat Allah SWT sampai waktu mereka tiba untuk dikirim ke dunia nyata. Tidak seorang pun tahu kecuali Allah SWT yang tahu berapa selang waktu dari waktu diciptakannya ruh penuh barokah Nabi Muhammad sampai diturunkannya dia dari dunia ruh ke bentuk fisiknya yang nyata itu.

Diceritakan bahwa Nabi Suci Muhammad SAW bertanya kepada malaikat Jibril, "Berapa lama sejak engkau diciptakan?" Malaikat itu menjawab, "Ya Rasulullah, saya tidak tahu jumlah tahunnya, yang saya tahu bahwa setiap 70,000 tahun seberkas cahaya gilang gemilang menyorot keluar dari belakang kubah Singgasana Ilahiah: sejak waktu saya diciptakan cahaya ini muncul 12,000 kali."

"Apakah engkau tahu apakah cahaya itu?" bertanya Nabi Muhammad SAW

"Tidak, saya tidak tahu," berkata malaikat itu.

"Itu adalah Nur ruhku dalam dunia ruh, jawab Nabi Suci SAW”.

Pertimbangkan kemudian, berapa besar jumlah itu, jika 70,000 dikalikan 12,000!

Catatan:

Ada beberapa kalangan ummat Islam mempersoalkan konsep Nur Muhammad (Cahaya Muhammad atau Ruh Muhammad) sebagai suatu konsep yang tidak memiliki dasar dalam ‘aqidah Islam. Padahal, berdasarkan data-data yang kuat, konsep Nur Muhammad adalah suatu konsep ‘aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah yang diterima dan diakui oleh ijma’ (sepakat) ulama ilmu kalam dan ulama’ tasawwuf dalam kurun waktu yang panjang, sebagai suatu konsep yang memiliki sumber dalilnya dari Qur’an dan Hadits Nabi sallallahu ‘alayhi wasallam.

Konsep ‘aqidah Nur Muhammad salallahu ‘alayhi wasallam menyatakan antara lain bahawa cahaya atau ruh dari Nabi Besar Muhammad sallallahu ‘alayhi wasallam adalah makhluk pertama yang diciptakan Sang Khaliq, iaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang kemudian darinya, Dia menciptakan makhluk-makhluk lainnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut Rasulullah sallallahu ‘alayhi wasallam sebagai Nuur (cahaya), atau sebagai "Siraajan Muniiran" (makna literal: Lampu yang Bercahaya).

Ihsan: Semestahidayah.wordpress.com
Elias Hj Idris
Demikian sifat semulajadi forum TranungkiteOnline (TKO) yang digunakan orang sekadar untuk melampiaskan rasa dendam dan sakit hati yang mencengkam. Jika tidak dapat tanduk, telinga pun cukup untuk dipulas; janji hatinya puas apabila dapat mengena atau menghinakan orang yang tidak sehaluan.

Kronologi mulanya ialah di 'Shout Box' TKO (TranungkiteOnline) apabila teman menegur;

ikanlepu: Jgn terlibat dgn riba; utang kereta/umah sbb ia dosa besar (tak kira ler darurat ke hape. Ia ttp mengundang kemurkaan-Nya). Jatuh fasiq, klu tak munafiq pun. Jika duduk dlm dosa besar camne diri tu dgn Tuhan? Pastu nak doa - nangis2. Kan hipokrit! Cam org munafiq. Tp pd majoriti Melayu, ni okey. Tu sbb mulut Melayu pun ble tahan. Bila buat pertimbangan, out! Kita tak rasa apa2 sbb sekularisme dah mengajor gitu sejak lama. Yang tau agama pun buat juga (pastu nak cerita bab perjuangan!). Kelakar tak?
Sun Dec 16, 2012 11:59 am

ikanlepu: Walau pun nege ribu2 tiap ari, teman tkde akaun bank. Sume main cash sbb walaupun kita simpan, ia tetap subahat n meredhai sistem riba yg ada pd bank. Kolot? Bab nak jaga diri drp kemurkaan Allah swt ni tkde cerita kolotnya! Adakah Islam itu kolot krn menegah kemungkaran? Satu lg daily trading - jual-beli saham harian dikira sbg judi (pun dosa besar juga!) Jgn cerita bab perjuangan klu benda serius camni pun kita gagal!
Sun Dec 16, 2012 12:20 pm

ikanlepu: Cukup tazkirah pagi buat mrk yg 'anti' dgn ilmu rasa (bila solat tu tkde rasa, gamaknyer - main buat je mcm Cina sembah to'kong). Klu rasa terkasor, minta ampun pd Tuhan yg menjadikan kamu. Penting teman cuma bagi tau... the choice is yours!
Sun Dec 16, 2012 12:24 pm

Fazenne: Salute bro ikanlepu... tp x takut ke kena bantai dgn 99% org Melayu yg sokong perbankan Islam dan meng"convert"kan riba' jadi halal? (sbb mereka tak mampu lari dari hutang dan riba')
Sun Dec 16, 2012 3:23 pm

ikanlepu: Teman mmg dah sllu kena bantai... oleh mrk yg keliru, sbnrnyer. Ttg hakikat/ma'rifat tu kot ler isunyer tinggi dan dibantah oleh mrk yg perasan tau, tp tkkn bila bercakap ttg riba pun teman tak betui jg. Cth mudah ler... mike dlm kemurkaan kereta utang, tetiba eksiden, mati; mati dlm kemurkaan! Klu teman ckp lelebih nanti ramai yg akan serbu n teman kena sergah. Tapi cuba fikir dgn ilmu bila mati lagu tu... tatau ler kot ada khilaf ulama, kata dibenarkan!
Sun Dec 16, 2012 3:57 pm

ikanlepu: Itu sbb Nabi saw kata perang yg lebih besar ialah melawan nafsu. Itu yg umat arini kalah; krn nafsu nakkn kereta bru walaupun kereta lama dah abih bayar n masih cantik. Utang beli umah walaupun umah dlu deret setingkat saja - pun dah abih bayar. Dlm Islam (ikut kata tuk guru) diberikan keringanan pd kereta n umah yg pertama, tapi dosa besar tu ttp ada. Tiap solat kena minta ampun... merayu minta dpt selesaikan segera. Hanya pd Dia kita minta untuk lari drp kebejatan riba. Bkn dok gila kat Audi R8 ler.... hehehe.
Sun Dec 16, 2012 3:52 pm

Nampak macam takde apa-apa kerana ia adalah hakikat kehidupan dalam meniti ruang di sana-sini tersadung kemurkaan-Nya - kerana dosa-dosa besar yang dilakukan (ya la... dosa kecil yang diulang 3 kali berturut-turut pun sudah boleh menyebabkan seseorang itu jatuh fasiq, inikan pula melakukan dosa besar yang paling ditegah Allah swt.

Namun tetiba sahaja timbul satu makhluk yang menyamar agar identitinya tidak dikenali; seakan tidak menyukainya.... Maka timbullah watak ini; watak yang takde akai ini; pertama dia melampiaskan rasa dengki dan sakit hatinya...

dRsatim: Setakat nak CnP buku kedai mamak, siapa pun boleh! sana kencing, sini kelentong, berak merata rata, fitnah sana, skandal sini..owh Ikanlepu tak guna akaun bank konon..klu nak tipu pun, agak agak la Elias, umur macam kamu elok elok la bawa bertaubat, nie bukan akaun bank kamu ke, Elias Bin Idris, Hong Leong Bank 188-51-00627-9
                    Mon Dec 17, 2012 9:06 am

Ini adalah jawapan teman terhadap salakannya itu;

Mmg ler kita sekadar mampu C n P je tulisan drp tokoh-tokoh agama yang hebat seperti SAQJ. Malah tulisan ttg bab tasauf pun tkkn ada sesape dr kalangan orang Melayu arini yang mampu meluahkan apa yang tersirat drp kaca telek bab tasauf yang selari dgn agama.


Kita sekadar nak ajak org mengikuti tulisan ulama2 tersohor yang jauh maqamnya drp kita. Klu tak dapat ikut jejak mrk, dapat tempias pun sudah cukup baik. Menyukai hasil pengajaran mereka itu adalah sebaik2 perbuatan buat insan yang lemah n pemalas mcm kita ni.

Sedap dRsatim tulis, "...sana kencing, sini kelentong, berak merata rata, fitnah sana, skandal sini..."

Setakat yang teman tau, orang ini memang yang ada sifat yang begini. Nak cerita pun itu 'aib orang. Biar la klu dia nikmati bahagia begitu. Kita bersimpati dgn orang yang baru belajar nak jadi baik. Maka banyaklah dugaan yang harus ditempuhinya. So, kita sedia meraikan.

"... akaun bank kamu, Elias Bin Idris, Hong Leong Bank 188-51-00627-9"

Hebat pecacai takde akai ni... no akaun ni mmg ada lama dlu (dah mati pun dan Hong Leong Bank mungkin sudah serahkan sejumlah wang yang ada di dalamnya kepada Pemegang Amanah Raya - sbb ia dikira wang yg tidak dituntut!)

No akaun tersebut telah ditulis oleh seorang kawan baik (masa tu) sewaktu membuat blog (http://ikanlepu.blogspot.com) di mana di dalamnya terdapat ruang pesanan novel-novel karya Elias Hj Idris. Ia merupakan akaun untuk menerima wang bayaran (namun teman TAK PERNAH sentuh pun - itu sebab ia 'mati').

Maknanya, teman mmg tak guna akaun bank (berkenaan). Peliknya, camne dRsatim boleh tau secara tuntas dan jelas akan nombor akaun berkenaan? Ooo... mungkin dia ada masuk ke blog tersebut sambil bercadang untuk memesan novel lalu ternampak no tersebut! Tapi err... setau teman, pecacai tkde akai TAKKAN mau novel yang ada banyak 'angan-angan' camtu.

Nota:  Tentang avatar yang digunakan... ya la Rahmat Allah swt itu menyeluruh. Teman pernah melihat avatar ini dalam simpanan seseorang - waktu itu di anjung sebuah mesjid. Malah teman pernah bertanya kenapa 'suka' simpan avatar berkenaan - yang nampak pelik?
Elias Hj Idris

Denyut nadi yang sentiasa ingat kepada-Nya: Zikir

Khalifah Sayyidina Umar ibnu Khattab terkenal dengan ketegasannya dalam menjalankan hukum-hukum Allah. Dengan sebab ketegasannya itulah, orang merasa segan dan hormat kepadanya. Sayyidina Umar mempunyai beberapa orang anak laki-laki, di antaranya ialah Abdul Rahman bin Umar. Ia juga terkenal dengan panggilan Abu Syahamah.

Suatu hari Abu Syahamah diuji oleh Allah dengan satu penyakit yang dideritainya selama kira-kira setahun. Berkat kesabaran dan usahanya akhirnya penyakit tersebut dapat disembuhkan. Sebagai mensyukuri dan tanda gembira terlepas dari ujian Allah ini, Abu Syahamah yang sudah lama tidak keluar rumah itu menghadiri majlis jamuan besar-besaran di sebuah rumah perkampungan Yahudi atas jemputan kawan-kawannya yang juga terdiri daripada kaum Yahudi. Abu Syahamah dan kawan-kawannya berpesta sehingga lupa kepada larangan Allah dengan meminum arak sehingga mabuk.

Dalam keadaan mabuk itu, Abu Syahamah pulang melintasi pagar kaum Bani Najjar. Dia ternampak seorang perempuan Bani Najjar sedang berbaring, lalu mendekatinya dengan maksud untuk memperkosa. Apabila perempuan itu mengetahuinya dia berusaha untuk melarikan diri sehingga berjaya mencakar muka dan mengoyakkan baju Abu Syahamah. Malangnya dia tidak berdaya dan berupaya menahan Abu Syahamah yang sudah dikuasai oleh syaitan. Akhirnya terjadilah perkosaan.

Akibat perkosaan tersebut perempuan itu hamil. Setelah sampai masanya anak yang dikandung oleh perempuan itu pun lahir, lalu dibawa ke Masjid Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam untuk mengadap Amirul Mukminin bagi mengadukan hal kejadian yang menimpa dirinya. Kebetulan yang menjawat jawatan khalifah pada waktu itu ialah Sayyidina Umar ibnu Khattab.

"Wahai Amirul Mukminin, ambillah anak ini kerana engkaulah yang lebih bertanggungjawab untuk memeliharanya daripada aku."

Mendengar kenyataan tersebut, Sayyidina Umar merasa terkejut dan hairan. Perempuan itu berkata lagi: "Anak damit ini adalah keturunan darah daging anak tuan yang bernama Abu Syahamah." Sayyidina Umar bertanya: "Dengan jalan halal atau haram?"

Perempuan itu dengan berani menjawab: "Ya Amirul Mukminin, Demi Allah yang nyawaku di tanganNya, daripada pihak aku anak ini halal dan daripada pihak Abu Syahamah, anak ini haram."

Sayyidina Umar semakin kebingungan dan tidak faham maksud perempuan Bani Najjar ini lalu menyuruh perempuan ini berterus terang.

Perempuan itu pun menceritakan kepada Sayyidina Umar peristiwa yang menimpa dirinya sehingga melahirkan anak itu. Sayyidina Umar mendengar pengakuan perempuan itu sehingga menitiskan air mata. Kemudian Sayyidina Umar menegaskan: "Wahai perempuan jariyah (jariyah adalah panggilan budak perempuan bagi orang Arab), ceritakanlah perkara yang sebenarnya supaya aku dapat menghukum perkara kamu ini dengan sebenar-benarnya dan seadil-adilnya."

Perempuan itu menjawab: "Ya Amirul Mukminin, penjelasan apa yang tuan kehendaki daripadaku? Demi Allah!, Sesungguhnya aku tidak berdusta dan aku sanggup bersumpah di hadapan mushaf al-Qur'an."

Lalu Sayyidina Umar mengambil mushaf al-Qur'an dan perempuan itu pun bersumpah bermula dari surah al-Baqarah hingga surah Yassiin. Kemudian bertegas lagi: "Ya Amirul Mukminin, sesungguhnya anak ini adalah dari darah daging anakmu Abu Syahamah." Kemudian Sayyidina Umar berkata: "Wahai jariyah! Demi Allah engkau telah berkata benar." Kemudian beliau berpaling kepada para sahabat, katanya "Wahai sekalian sahabat Rasulullah, aku berharap kamu semua tetap di sini sehingga aku kembali."

Tak lama kemudian Sayyidina Umar datang lagi sambil membawa wang dan kain untuk diberikan kepada perempuan malang itu: "Wahai jariyah, ambillah wang sebanyak tiga puluh dinar dan sepuluh helai kain ini dan halalkanlah perbuatan anakku terhadapmu di dunia ini dan jika masih ada lagi bakinya, maka ambillah sewaktu berhadapan dengan Allah nanti." Perempuan itu pun mengambil wang dan kain yang diberikan oleh Sayyidina Umar lalu pulang ke rumah bersama-sama dengan anaknya.

Setelah perempuan itu pulang Sayyidina Umar berkata kepada sahabat-sahabatnya: "Wahai sekalian sahabat Rasulullah, tetaplah kamu di sini sehingga aku kembali."
Sayyidina Umar terus pergi menemui anaknya Abu Syahamah yang ketika itu sedang menghadapi hidangan makanan. Setelah mengucap salam dia pun berkata: "Wahai anakku, hampirilah padaku dan marilah kita makan sama-sama. Tidakku sangka inilah hari terakhir bekalanmu untuk kehidupan dunia."

Mendengar perkataan ayahnya itu, Abu Syahamah terkejut seraya berkata, "Wahai ayahku, siapakah yang memberitahu bahawa inilah hari terakhir bekalanku untuk kehidupan dunia? Bukankah wahyu itu telah putus setelah wafatnya Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam."

Kata Sayyidina Umar: "Wahai anakku, berkata benarlah sesungguhnya Allah Maha Melihat dan Dia tidak dapat dilihat dengan pandangan mata dan Dialah Maha Luas Penglihatannya." Sambung Sayyidina Umar lagi: "Masih ingatkah engkau, hari semasa engkau pergi ke satu majlis di perkampungan Yahudi dan mereka telah memberikan kamu minum arak sehingga kamu mabuk? Kemudian dalam keadaan mabuk kamu pulang melintasi perkampungan Bani Najjar di mana engkau bertemu dengan seorang perempuan lalu memperkosanya? Berkata benarlah anakku, kalau tidak engkau akan binasa."
Abu Syahamah mendengar kenyataan ayahnya itu dengan perasaan malu sambil diam membisu. Dengan perlahan beliau membuat pengakuan: "Memang benar aku lakukan hal itu, tapi aku telah menyesal di atas perbuatanku itu."

Sayyidina Umar menegaskan: "Tiada guna bagimu menyesal setelah berbuat suatu kerugian. Sesungguhnya engkau adalah anak Amirul Mukminin tiada seorang pun yang berkuasa mengambil tindakan ke atas dirimu, tetapi engkau telah memalukan aku di hadapan sahabat Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam."

Kemudian Sayyidina Umar memegang tangan Abu Syahamah lalu membawa ke tempat para sahabat yang sudah sekian lama menunggu.
"Mengapa ayahanda melakukan ini?" Tanya Abu Syahamah.

"Kerana aku mahu tunaikan hak Allah semasa di dunia supaya aku dapat lepas daripada dituntut di akhirat kelak," jawab Sayyidina Umar dengan tegas.

Abu Syahamah dengan cemas merayu: "Wahai ayahandaku, aku mohon dengan nama Allah, tunaikanlah hak Allah itu di tempat ini, jangan malukan aku di hadapan sahabat Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam."

Jawab Sayyidina Umar: "Engkau telah membuat malu dirimu sendiri dan engkau telah menjatuhkan nama baik ayahmu."

Apabila sampai di hadapan para sahabat mereka pun bertanya: "Siapakah di belakangmu wahai Amirul Mukminin?" Jawab Sayyidina Umar: "Wahai sahabatku, sesungguhnya di belakang aku ini adalah anakku sendiri dan dia telah mengaku segala perbuatannya, benarlah perempuan yang menyampaikan khabar tadi."

Kemudian Sayyidina Umar memerintah budaknya (hambanya): "Wahai Muflih, pukullah anakku Abu Syahamah, rotanlah dia sehingga dia merasa sakit, jangan kasihani dia, setelah itu kamu aku merdekakan kerana Allah."

Muflih agak keberatan untuk melakukannya kerana khuatir tindakannya itu akan memberi mudharat kepada Abu Syahamah, tetapi terpaksa mengalah apabila diperintah oleh Sayyidina Umar. Tatkala dia memukul Abu Syahamah sebanyak sepuluh kali, kedengaranlah Abu Syahamah dalam kesakitan: "Wahai ayahandaku, rasanya seperti api yang menyala pada jasadku."

Jawab Sayyidina Umar: "Wahai anakku, jasad ayahmu ini terasa lebih panas dari jasadmu."

Kemudian Sayyidina Umar memerintah Muflih memukul sebanyak sepuluh rotan lagi. Berkata Abu Syahamah: "Wahai ayahandaku, tinggalkanlah aku supaya aku dapat mengambil sedikit kesenangan."

Jawab sayyidina Umar: "Seandainya ahli neraka dapat menuntut kesenangan, maka aku pasti akan berikan kepadamu kesenangan."

Setelah itu Sayyidina Umar menyuruh Muflih memukul Abu Syahamah sebanyak sepuluh rotan lagi. Abu Syahamah merayu: "Wahai ayahandaku aku mohon kepadamu dengan nama Allah, tinggalkanlah aku supaya aku dapat bertaubat."

Jawab Sayyidina Umar dengan pilu: "Wahai anakandaku, apabila selesai aku menjalankan hak Allah, jika engkau hendak bertaubat pun maka bertaubatlah dan jika engkau hendak melakukan dosa itu lagi pun maka lakukanlah dan engkau akan dipukul seumpama ini lagi."

Selanjutnya Sayyidina Umar menyuruh Muflih memukul Abu Syahamah sebanyak sepuluh kali sebatan lagi.

Abu Syahamah terus merayu: "Wahai ayahandaku, dengan nama Allah aku mohon kepadamu berilah aku minum seteguk air."

Sayyidina Umar menjawab dengan tegas: "Wahai anakandaku, seandainya ahli neraka dapat meminta air untuk diminum, maka aku akan berikan padamu air minum."

Perintah Sayyidina Umar diteruskan dengan meminta Muflih memukul lagi sebanyak sepuluh rotan. Abu Syahamah mohon dia dikasihani: "Wahai ayahandaku, dengan nama Allah aku mohon kepadamu kasihanilah aku."

Sayyidina Umar dengan sayu menjawab: "Wahai anakandaku, kalau aku kasihankan kamu di dunia, maka engkau tidak akan dikasihani di akhirat."

Sayyidina Umar selanjutnya memerintahkan Muflih memukul lagi sebanyak sepuluh kali sebatan. Abu Syahamah dengan nada yang lemah berkata: "Wahai ayahandaku, tak kasihankah ayahanda melihat keadaan aku begini sebelum aku mati?"

Sayyidina Umar menjawab: "Wahai anakandaku, aku akan hairan kepadamu sekiranya engkau masih hidup dan jika engkau mati kita akan berjumpa di akhirat nanti."

Sayyidina Umar terus memerintahkan Muflih memukul lagi sebanyak sepuluh rotan. Dalam keadan semakin lemah Abu Syahamah berkata; "Wahai ayahandaku, rasanya seperti sudah sampai ajalku....."

Sayyidina Umar dengan perasaan sedih berkata: "Wahai anakandaku, jika engkau bertemu Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam, sampaikan salamku kepadanya, katakan bahawa ayahandamu memukul dirimu sehingga kau mati."

Di saat yang semakin hiba ini Sayyidina Umar terus menyuruh Abu Muflih memukul lagi sebanyak sepuluh kali rotan. Setelah itu Abu Syahamah dengan kudrat yang semakin lemah berusaha memohon simpati kepada para hadirin: "Wahai sekalian sahabat Rasulullah, mengapa kamu tidak meminta pada ayahandaku supaya memaafkan aku saja?"

Kemudian salah seorang sahabat pun menghampiri Sayyidina Umar dan berkata: "Wahai Amirul Mukminin, hentikanlah pukulan ke atas anakmu itu dan kasihanilah dia."

Sayyidina Umar dengan tegas berkata: "Wahai sekalian sahabat Rasulullah, apakah kamu tidak membaca ayat Allah dalam surah an-Nuur ayat 2 yang tafsirnya: "Jangan kamu dipengaruhi kasihan belas pada keduanya dalam menjalankan hukum Allah." Mendengar penjelasan Sayyidina Umar itu, sahabat Rasulullah pun diam tidak membantah, sementara itu Sayyidina Umar terus memerintah Muflih memukul sepuluh sebatan lagi. Akhirnya Abu Syahamah mengangkat kepala dan mengucapkan salam dengan suara yang sangat kuat sebagai salam perpisahan yang tidak akan berjumpa lagi sehingga hari kiamat.

Kemudian berkata Sayyidina Umar: "Wahai Muflih, pukullah lagi sebagai menunaikan hak Allah." Muflih pun meneruskan pukulan untuk ke seratus kalinya.

"Wahai Muflih, cukuplah pukulanmu itu," perintah Sayyidina Umar apabila melihat anaknya tidak bergerak lagi. Setelah itu Sayyidina Umar mengisytiharkan: "Wahai sekalian umat Islam, bahawasanya anakku Abu Syahamah telah pergi menemui Allah." Mendengar pengumuman itu ramailah umat Islam datang ke masjid sehingga masjid menjadi sesak. Ada di antara mereka sedih dan terharu, malah ramai yang menangis melihat peristiwa tersebut.

Menurut sumber lain, daripada Kitab Sirah Umar bin al-Khattab al-Khalifatul Rasyid umumnya masyarakat berpendapat kematian Abu Syahamah adalah disebabkan oleh pukulan rotan ayahnya sendiri Sayyidina Umar Radhiallah 'Anhu.

Setelah selesai jenazah Abu Syahamah dikebumikan, pada malamnya Ibnu Abbas Radhiallahu 'Anhuma bermimpi bertemu dengan Rasulullah Sallalllahu 'Alaihi Wasallam yang wajah baginda seperti bulan purnama, berpakaian putih manakala Abu Syahamah duduk di hadapan baginda dengan berpakaian hijau. Setelah itu Rasululah Sallallahu 'Alaihi Wasallam berkata: "Wahai anak bapa saudaraku, sampaikan salamku pada Umar dan beritahu kerpadanya bahawa Allah telah membalas setiap kebajikannya kerana tidak mencuai-cuaikan hak Allah dan suatu kebahagiaan baginya sebab Allah telah menyediakan baginya beberapa mahligai dan beberapa bilik di dalam Jannatun Na'im. Bahawa sesungguhnya Abu Syahamah telah sampai pada tingkatan orang-orang yang benar di sisi Allah Yang Maha Kuasa."

Daripada: Zaxx Sham Rusli (FB) sempena 1 Januari tahun Masehi (Kristian) yang jauh daripada kebenaran.