Elias Hj Idris

                                                               
                               Gambar hiasan: Sebelum adanya mazhab-mazhab dalam Islam

Pada saat bumi berumur delapan ribu tahun, keadaannya masih kosong. Di sini sudah terdapat banyak biji sawi yang putih. Kemudian Allah swt menciptakan seekor unggas yang bernama Tabirunnasar.

Allah swt berfirman kepadanya: "Hai, unggas Tabirunnasar, makanlah olehmu biji sawi itu. Apabila habis biji sawi itu, engkau akan Kumatikan."

Sang unggas pun memakan biji-bijian itu. Namun, cara memakannya diatur: Pertama, sehari satu biji yang dimakan. Setelah semakin berkurang, maka dimakannya hanya satu biji sebulan. Biji sawi itu semakin berkurang. Oleh kerana begitu takutnya terhadap kematian, maka sang unggas hanya memakan satu biji dalam setahun. Namun, akhirnya, habislah jua biji-biji sawi itu.

Tabirunnasar pun akhirnya mati.

Setelah kematian tersebut, Allah swt menciptakan makhluk lain sebagai penghuni bumi, iaitu tujuh pulun orang lelaki. Namun tidak semua diciptakan sekaligus, melainkan satu persatu Allah swt menciptakannya. Apabila seorang meninggal, maka diciptakan pula lelaki yang lain. Masing-masing berumur 70.000 tahun. Konon, setahun pada masa itu sama dengan seribu tahun pada masa sekarang.

Tatkala telah mati tujuh puluh lelaki itu, kemudian Allah ciptakan jin. “Dan Dia menciptakan jin dari nyala api”. (Q. S. 55:1 5). Sebahagian daripada jin-jin itu ada yang berkaki empat, berkaki dua, dan terbang. Kemudian Allah swt mengutuskan seorang yang bernama Yusuf untuk memberikan pengajaran ilmu dan syariat agama. Namun, jin-jin itu banyak yang mendustakan ajaran-ajaran tersebut yang menyebabkan Allah swt mematikan kesemuanya.

Penghuni bumi berikutnya adalah suatu makhluk yang berpasangan. Rupanya seperti binatang. Keluar dan dalam neraka. Binatang itu pun beranak, dan anaknya dinamakan dengan Azazil.

Setelah cukup besar, Azazil mulai melakukan peribadatan kepada Allah SWT seribu tahun lamanya dengan penuh taat. Setelah itu, Allah swt mengangkatnya ke langit pertama. Selama seribu tahun, di situ pun ia tekun beribadah. Allah swt lalu menganugerahkannya sayap yang terbuat dari manikam yang hijau.

Dengan izin-Nya jua maka terbanglah Azazil itu ke langit kedua. Seribu tahun lamanya pula ia beribadah di situ. Demikianlah, pada tiap-tiap lapisan langit ia beribadah selama seribu tahun lamanya, hingga ke lapisan langit ketujuh.

Sementara itu, di bumi pada saat itu sudah ada penghuni lainnya, iaitu dari bangsa jin yang bernama Janna - 70,000 tahun lamanya sehingga lahir anak-cucunya. Kata ahli tafsir yang lain lapan belas ribu tahun mereka mendiami bumi, yang kemudian menjadi sombong dan kufur. Maka Allah swt pun mematikan Janna.

Sebagai gantinya adalah penghuni yang bernama Banunal Janna. Ia mendiami bumi selama lapan belas ribu tahun lamanya. Ia juga dimatikan oleh Allah swt kemudiannya.

Sementara itu, di atas langit sana, Azazil bersama para malaikat masih khusyuk beribadah. Azazil menjadi penghulu kepada sekelian para malaikat selama tujuh ribu tahun lamanya dalam beribadah.

Hingga pada satu waktu, Azazil mengajukan suatu permohonan kepada Allah swt, katanya: "Ya Tuhan-Ku tujuh ribu tahunlah hamba-Mu ini berbuat kebaikan pada-Mu dalam tujuh lapis langit ini. Jikalau dianugerahkan oleh-Mu, hamba-Mu mohon hendak turun ke bawah ke langit keenam, berbuat kebaikan kepada-Mu."

"Pergilah engkau!", tegas Allah swt.

Turunlah Azazil atau Iblis itu bersama tujuh ratus malaikat pengiringnya ke langit keenam. Setelah merasa cukup, ia pun memohon izin lagi kepada Allah swt agar diturunkan dia ke langit kelima pula. Di langit kelima pun ia memohon diturunkan ke langit yang di bawahnya, dan demikianlah seterusnya hingga sampailah mereka di langit dunia.

Di langit dunia, Azazil atau Iblis mengajukan suatu permohonan pula: "Ya Tuhanku, hamba-Mu hendak memohon turun ke bumi dengan para malaikat. Bahwasanya hamba-Mu hendak beribadah kepada-Mu di bumi itu. Ya Tuhanku, betapa Bananul Janna telah banyak berbuat kerosakan di muka bumi. Anugerahkanlah atas hamba-Mu ini bersama para malaikat berbuat kebaikan ke hadirat-Mu di muka bumi itu."

Allah SWT pun mengabulkan permohonan Azazil itu dan diturunkanlah ia bersama tujuh ratus malaikat yang mengiringnya untuk beribadah di muka bumi, setelah sebelumnya Banunal Janna dimatikan kerana telah banyak berbuat kerosakan.

Setelah lapan ribu tahun lamanya beribadah, Iblis cuba mengemukakan ungkapan hatinya bahawa di muka bumi inilah ia begitu betahnya, dan tidak ada tempat lain yang membuatnya demikian betah. Dan memohon agar selamanya ia berada di muka bumi untuk berbakti kepada Allah swt.

Sampai pada satu waktu, Allah swt berkehendak menurunkan suatu keterangan kepada Azazil, dengan firman-Nya;

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi". (Q.S. 2:30)

Mendengar firman tersebut Azazil (Iblis) menjadi berduka hati disebabkan dengkinya. Mereka (para malaikat) pun bertanya kepada Allah swt mengenai siapa yang akan menjadi khalifah itu.

"Adam namanya," jawab Allah swt.

Mereka berkata, "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau.”

Tuhan berfirman: ”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang engkau tidak ketahui’". (Q.S. 2:30).
3 Responses
  1. Anonymous Says:

    Firman Allah Taala : " Tiadalah Aku jadikan Jin dan Manusia, melainkan supaya mereka itu menyembah kepada-Ku"... (Surah Az-Zaariyaat [Angin Yg Menerbangkan] - Ayat 56)....


  2. Itu hakikat kejadian sebenarnya bg kedua-dua spesis ini; beribadat menyembah-Nya semata-mata.
    Bkn utk jd PM n berbangga dgn kuasa yg ada. Bkn utk jd penyangak n menjarah di segala kesempatan.


  3. Anonymous Says:

    Kepala hotak kau!